Luncurkan Program Ini, Kementerian ESDM Wujudkan Komitmen Transisi Energi Merata
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Program Patriot Energi Angkatan IV yang merupakan hasil kolaborasi strategis antara Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) dengan Yayasan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA).
Program yang dirancang untuk memberdayakan pemuda-pemudi terbaik bangsa sebagai fasilitator energi bersih di wilayah 4T (Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Transmigrasi) tersebut merupakan wujud komitmen Kementerian ESDM untuk transisi energi yang adil dan merata.
Baca Juga: Kemenperin Pastikan Ketersediaan Tenaga Kerja Unggul di Era Industri 4.0
"Transisi energi bukan sekadar pilihan, termasuk bagi Indonesia. Tetapi keniscayaan untuk menjawab tantangan perubahan iklim, menjaga ketahanan energi, serta menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkeadilan bagi generasi mendatang," ujar Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi, saat membuka Program Patriot Energi Angkatan IV kemarin, dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Selasa (3/6).
Eniya menegaskan bahwa akselerasi pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi tantangan utama yang harus dijawab dalam mendukung transisi energi nasional. Meskipun potensi EBT Indonesia mencapai lebih dari 3.600 GW, pemanfaatannya saat ini baru sekitar 15,6 GW, yang didominasi oleh pembangkit berbasis hidro, bioenergi, panas bumi, surya, dan angin. Sementara itu, meski rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,83% pada triwulan I tahun 2025, masih terdapat sekitar 5.700 desa dan 1,3 juta rumah tangga yang belum terjangkau listrik PLN.
Sebagai bagian dari strategi percepatan transisi energi, pemerintah melalui RUPTL PT PLN (Persero) 2025-2034 menargetkan pembangunan 42,6 GW pembangkit EBT dalam sepuluh tahun ke depan, termasuk 10,3 GW untuk sistem penyimpanan energi. Di sinilah Program Patriot Energi berperan penting dalam mendampingi masyarakat dalam membangun dan mengelola fasilitas energi terbarukan secara berkelanjutan.
"Kami menyadari bahwa akses energi tidak hanya soal ketersediaan listrik, tetapi juga menyangkut harkat, martabat, dan masa depan masyarakat. Energi yang adil berarti tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal. Dalam semangat inilah Patriot Energi dilahirkan, dan terus diperkuat hingga angkatan keempat hari ini. Patriot Energi hadir sebagai jembatan untuk mewujudkan keadilan energi di seluruh pelosok negeri," papar Eniya.
Lebih dari sekadar tenaga teknis, para patriot energi juga akan bertugas mengedukasi masyarakat, memetakan potensi energi lokal, serta membentuk organisasi pengelola energi yang mandiri dan tangguh. Peran mereka juga diharapkan dapat menjawab tantangan sosial dalam pengembangan EBT, khususnya di wilayah yang masih menghadapi penolakan seperti proyek panas bumi.
Eniya berharap, melalui semangat gotong royong dan pemberdayaan masyarakat, para Patriot Energi mampu mendorong kedaulatan energi nasional dan mengubah cara pandang bahwa pembangunan energi bukan hanya soal infrastruktur, melainkan juga bagian dari transformasi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Patriot Energi bukan sekadar program penempatan, tetapi sebuah gerakan pengabdian. Jadilah pelopor yang tidak hanya menyulut cahaya lampu, tetapi juga menyulut semangat belajar, semangat berdaya, dan semangat bangkit di tengah masyarakat," tutup Eniya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan IBEKA Tri Mumpuni menjelaskan bahwa pelaksanaan Program Patriot Energi Angkatan IV merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani antara Ditjen EBTKE dan IBEKA pada Juli 2024. Program ini telah dilaksanakan dalam tiga angkatan sebelumnya, yaitu tahun 2015, 2016, dan 2021, dengan jumlah peserta mencapai puluhan hingga hampir seratus orang setiap angkatannya.
Halaman BerikutnyaHalaman:
- 1
- 2
下一篇:Harga Minyak Naik Dipicu Ketegangan Geopolitik Rusia
相关文章:
- DPR Minta Wacana Ujian Nasional 2026 Tak Bebani Siswa dan Guru Imbas Pergantian Menteri
- Setelah 37 Tahun, Anies Baswedan Resmikan Gereja Bethel Indonesia Amanat Agung
- NYALANG: Terperangah Menatap Mimpi dan Ilusi
- Jangan Sedih, Bepergian Antara Malaysia
- Prodi dan Daya Tampung SNBP 2025 ITS, Fakultas Teknologi Elektro Paling Ketat
- Amankah Makan Telur Rebus Setiap Hari?
- Kripto Makin Merakyat, Indonesia No.2 Dunia dalam Pertumbuhan Penggunaan Aplikasi
- 7 Buah Terburuk untuk Penderita Diabetes, Awas Tinggi Gula
- Menag RI Jelaskan Alasan Waktu Awal Puasa di Indonesia Berbeda dengan Singapura dan Brunei
- Waspada, Ini 5 Tanda Awal Ginjal Kamu Bermasalah
相关推荐:
- Viral Curhatan Diselingkuhi saat Umrah, Psikolog Soroti Dampaknya
- Kota Panas yang Menyengat hingga Burung
- Adik Harvey Moeis Diperiksa Kejagung: Telusuri Terkait TPPU Korupsi Timah
- Daftar 12 Kementerian yang Telah Rilis Formasi CPNS 2024, Ada Pilihanmu?
- 100 Hari Kinerja Prabowo
- KMPKP Minta DKPP Pecat Tiga Komisioner KPU RI
- Survei Ungkap Tren Skincare Masa Depan: Clean Beauty hingga AI
- Daftar Barang Teraneh Penumpang yang Disita Bandara: Ada Bola Meriam
- Gibran Ingin Coding dan AI Jadi Matpel di Sekolah, Ini Kata Pakar UGM
- Anies Baswedan Keringetan saat Tanah Abang Diserbu 100 Ribu Orang
- Bromo Hapus Bukit Teletubies & Pasir Berbisik, Diganti Pakai Nama Asli
- Museum Nasional Indonesia Buka Kembali, Berapa Kini Harga Tiketnya?
- Penerimaan Menurun, Pemerintah akan Kembali Berikan Bansos Beras Bulan Depan
- Disorot Studi Bisa Picu Kanker, Dokter Pastikan IUD Aman Digunakan
- Mendikdasmen Abdul Mu’ti Segera Sampaikan Skenario Terbaru Zonasi dan PPDB pada Prabowo
- Survei Indikator Soroti Tingkat Kepuasan Masyarakat dengan Program Makan Bergizi Gratis
- Kapolri Apresiasi Program Penghargaan Bhabinkamtibmas Disway National Network
- Habib Bahar Siap Tanggung Jawab Pernyataan 'Jokowi Kayak Banci'
- Wamenekraf Dorong Pelaku Kreatif Gunakan Jaringan WPP untuk Kembangkan Bakat
- 20 Ide Ucapan Hari Batik Nasional 2024 yang Penuh Semangat