您的当前位置:首页 > 焦点 > Trump Diam 正文
时间:2025-06-05 09:24:54 来源:网络整理 编辑:焦点
Warta Ekonomi, Jakarta - Organisasi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) quickq官方版下载
Organisasi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan global akibat kebijakan tarif dapat mengganggu arus perdagangan laut dan mendorong kenaikan harga seafood, termasuk di Amerika Serikat (AS).
UNCTAD menyebut bahwa baru-baru ini dunia dikejutkan dengan tarif terhadap hampir seluruh produk seafood dari AS. Besaran tarifnya bervariasi dari 10%-30% dan merupakan bagian dari eskalasi perang dagang yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca Juga: Imbas Tarif Trump, Penjualan Kendaraan di AS Turun Paling Tajam Sejak 5 Tahun Terakhir
“Harga produk ikan kemungkinan akan naik karena kapasitas produksi lokal sulit untuk ditingkatkan dalam waktu singkat,” demikian laporan dari UNCTAD, dilansir Kamis (5/6).
AS sendiri akan menjadi wilayah yang paling terdampak mengingat ia merupakan salah satu importir ikan terbesar. Selain itu, stok ikan liar dalam perairan negara tersebut sudah sangat terbatas akibat penangkapan berlebih (overfishing), sementara produksi budidaya (akuakultur) domestik membutuhkan waktu untuk ditingkatkan secara signifikan.
Adapun perubahan rute perdagangan akibat tarif yang tinggi atau fluktuatif dapat menurunkan permintaan terhadap layanan transportasi laut. Hal ini bisa berdampak luas terhadap eksportir dan konsumen, termasuk di Negeri Paman Sam.
UNCTAD menambahkan bahwa biaya pembangunan kapal turut meningkat akibat tarif atas baja dan aluminium, yang pada akhirnya juga berimbas pada kenaikan harga produk laut.
Baca Juga: Dikejar 'Deadline' Trump, Begini Kata Taiwan Soal Negosiasi Tarif AS
Laporan organisasi tersebut juga menyoroti tantangan jangka panjang lain yang mengancam perdagangan laut global, seperti perubahan iklim, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, dan hilangnya keanekaragaman hayati laut.
FOTO: Biara Tertua di Gaza, Warisan Dunia UNESCO yang Terancam Hancur2025-06-05 09:21
Trump Kumat Lagi, Saham Hyundai Justru Dibuka Lumayan2025-06-05 08:59
KPK Tahan 2 Tersangka Kasus Jual Beli Gas PT PGN dan PT IAE, Kerugian Negara Capai Rp252,2 M2025-06-05 08:38
Perhatikan, Ini Cara Tepat Menghangatkan Piza agar Renyah Seperti Baru2025-06-05 08:08
KPK Berpeluang Periksa Ketua NasDem Surya Paloh Terkait Green House Kasus SYL2025-06-05 07:46
Persib Ramai Mau IPO? BEI Angkat Bicara, Begini Katanya2025-06-05 07:29
Awas, Simpan Banyak File di Ponsel Bisa Jadi Tanda Masalah Mental2025-06-05 07:18
Potensi Pertumbuhan Emas di 2025: Tinjauan Pasar dengan Broker Octa2025-06-05 06:54
Berbahaya, Jangan Simpan 7 Barang Ini di Atas Kulkas2025-06-05 06:44
FOTO: Kala Yunani Panen Buah Zaitun, Penyangga Hidup di Masa Paceklik2025-06-05 06:42
Wall Street Bergejolak, Dampak Tarif Trump Mulai Membayangi Ekonomi AS2025-06-05 09:23
Kolaborasi Lintas Sektor Sangat Penting untuk Perkuat Partisipasi Ekonomi Perempuan2025-06-05 09:07
Hasto Kristiyanto Jalani Sidang, Pendukung Teriakkan ‘Merdeka!’2025-06-05 08:49
Menhub Dudy Pastikan Kelancaran Arus Balik Lebaran 20252025-06-05 08:22
Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar Demi Jaga Keutuhan Partai2025-06-05 08:13
Demokrat Tanggapi Isu 'Matahari Kembar': Herzaky Tegaskan Prabowo Rangkul Semua Tokoh Bangsa2025-06-05 08:04
Jadi Warisan Budaya Dunia, Kebaya Tak Cuma Milik Indonesia2025-06-05 07:52
NYALANG: Nyala Harapan di Tepi Kelabu2025-06-05 07:20
Respons Partai Buruh Usai Kaesang Diam2025-06-05 07:03
Maman Imanul Haq Desak Gelar Dokter PPDS Pemerkosa di RSHS Dicabut: Kariernya Harus Selesai!2025-06-05 06:50